Menu

Mode Gelap
Kabar Gembira Untuk Masyarakat Luwu, di Era Kepemimpinan Bupati Luwu: Pelayanan Kesehatan Cukup Bawa KTP dan Kartu Keluarga Peringati Hari Kartini Ke 146, Patahudding Siap Mendukung Program Kerja Perempuan Hebat Kabupaten Luwu. Kartini Bangkit di Tanah Luwu, Sinergi Polres dan Pemerintah Dorong Perempuan Berkarya Peringati Hari Bumi Sedunia, Polres Luwu Kobarkan Semangat Hijaukan Pesisir Polwan Polres Luwu Amankan Ibadah Sholat Jumat dengan Pendekatan Humanis Danramil 1403-04 Menanam Pohon Mangrove di Perayaan Hari Bumi.

Budaya

Menjaga Tradisi Di Malam Ke 16 Ramadhan Di Bontomangape,Kabupaten Bulukumba

badge-check


					Menjaga Tradisi Di Malam Ke 16 Ramadhan Di Bontomangape,Kabupaten Bulukumba Perbesar

TEROPONGSULSELJAYA.com,BULUKUMBA
-Ada sesuatu yang unik di lingkungan Bontomangape,Bulukumba menjelang pertengahan Bulan Ramadan ,tapi banyak yang masih binging letak Bontomangape itu sendiri.

Dari segi geografis, Bontomangape berada di daerah Desa Paenre Lompoe Kecamatan Gantarang tapi dia bukan bagian dari Desa Paenre Lompoe melainkan Kelurahan Kalumeme Kecamatan Ujung Bulu.ini merupakan lingkungan kelurahan yang berada ditengah persawahan yang berada dalam desa.

Konon, Bontomangape pernah dipaksa untuk masuk daerah paenre lompoe dengan diiming-imingkan program listrik masuk desa tapi orang orang tua dulu tetap bersikeras tidak mau dan masih bertahan bergabung di kelurahan terang-terang. Jadi sebelum pindah ke Kelurahan Kalumeme, Bontomangape juga pernah ada di Terang-Terang. Jadi orang orang tua dulu lebih memilih bergelap-gelapan dengan pelita (sulo) daripada pakai listrik asal masih setia di Kecamatan Ujung Bulu.

Kembali ke tradisi, setiap menjelang malam ke 16 bulan ramadhan semua warga Bontomangape akan membuat legese dan burasa seperti pada saat menjelang hari raya idul fitri.
Warga disana biasa menyebutnya dengan tradisi qunnu’ (qunut) dimana setiap rumah akan menyajikan makanan khas tersebut untuk disantap berbuka puasa. Tradisi semacam ini juga ada di Gorontalo tapi mereka berkumpul dan menyantap pisang dan kacang bersama-sama.
Khaerul Umam salah satu warga mengatakan
Yang menarik dari tradisini adalah Bontomangape mendadak ramai di malam hari, keluarga dari luar akan datang kesini untuk makan bersama bahkan dulu keluarga yang datang lebih ramai dibandingkan pada saat hari raya idul fitri. Katanya
Lanjut khaerul
Dulu waktu masih kecil setelah shalat tarwih, saya biasa bersepeda keliling kampung dan menghitung mobil dan motor yang ada di depan rumah. Setiap rumah pasti ada tamunya.lanjutnya

Ditengah situasi pandemi sekarang ini, mungkin tradisi ini tidak akan seperti tahun2 sebelumnya. Tapi sebagai orang bontomangape asli, pasti tetap dan akan terus menjaga tradisi ini.(*)

Baca juga

Fadhila Sedekah, Palestina dan Sya’ban

10 Maret 2025 - 14:12 WITA

Andi Doel Akbar Kembali Menggelar Pameran Dengan Terinspirasi Dari Masyarakat Pembuat Perahu Pinisi Dengan Berkolaborasi Bersama Beberapa Seniman Pertunjukan

31 Desember 2024 - 08:04 WITA

Seminar Kajian Koleksi Museum Mandala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan

9 November 2024 - 22:55 WITA

MELALUI RKGB-BARUGA-SULAWESI, 4 KERAJAAN SULAWESI SELATAN, MENYAMPAIKAN DUKUNGAN KEPADA LAKB, MEMILIH DAN MELANTIK SULTAN BUTON YANG BARU

10 Mei 2024 - 21:12 WITA

Ajang Kompetisi Tari Hip-hop, Beta Jargaria Siap Go -Internasional

10 Februari 2024 - 14:42 WITA

Trending di Budaya