Menu

Mode Gelap
SECS Chapter Bulukumba Bagi-bagi Takjil sekaligus Buka Bersama Bakti Sosial & Kebersamaan : Angkatan 23 Polri Polres Luwu Tebar Kebaikan di Bulan Ramadan Peduli Petani, Bupati Luwu Temui Kepala BBWS Pomjen Bahas Kondisi Bendungan Radda. Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Luwu Raya (AMDAL) Gelar Aksi Didepan Pintu Utama PT. Bumi Mineral Sulawesi (BMS). Kapolres Luwu Jenguk Korban Kecelakaan Bus, Pastikan Mendapat Santunan Dan Penanganan Optimal IPDA Andi Sumange Alam Pimpin Samsat Bantaeng Berbagi Takjil Ramadan

Bencana

ABRASI PANTAI GALESONG, ASP MENUDING ITU AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN

badge-check


					ABRASI PANTAI GALESONG, ASP MENUDING ITU AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN Perbesar

Teropong SulselJaya, Galesong – Berdasarkan hasil pantauan Aliansi Selamatkan Pesisir (ASP), kondisi pesisir Galesong Raya sangat memprihatinkan.

Beberapa Desa diantaranya Desa Mangindara, Desa Mappakalompo, Desa Boddia, Desa Galesong Kota, Desa Tamasaju dan Desa Sampulungan. Terkena dampak abrasi yang cukup parah.15/01/2020

Dampak yang dialami oleh masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir mengalami kerugian secara ekonomi dikarenakan rumah, fasilitas umum dan pemecah ombak rusak total. Masyarakat secara psikologi mengalami ketakutan sebab gelombang air laut sangat besar.

Penyebab utama meningkatnya gelombang air laut di pesisir Galesong Raya dikarenakan hilangnya sebagian besar pasir dan terumbu karang yang berfungsi sebagai peredam gelombang air laut secara alami.

Koordinator ASP, Muhaimin Arsenio mengatakan, saat kunjungan di pesisir Galesong, pihaknya menemui Sahril Dg Tobo di Desa Tamasaju yang merupakan korban dari abrasi.

Lanjutnya, “Dari pengakuan Dg Tobo sendiri mengatakan, bahwa abrasi ini sejak 2018 dan hari ini yang paling parah di Dusun Sawakong Desa Tamasaju terdapat 7 rumah rusak ringan dan 1 tempat wisata.” Tuturnya

“Dua tahun terakhir abrasi sepanjang pesisir Galesong Raya, Kabupaten Takalar, Sulsel, terus terjadi. Abrasi ini terjadi bukan hanya disebabkan cuaca ekstrem, namun juga maraknya aktivitas tambang pasir laut yang dilakukan oleh kapal Boskalis dan Jan De Nul 2017-2018.” Pungkas aktivis WALHI tersebut

“Saat ini warga gotong-royong membuat penahan ombak seadanya dengan menggunakan karung yang diisi dengan pasir sebagai penahan ombak sementara. Mereka berharap agar pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi segera membantu warga dalam menangani abrasi ini,” kata Muhaimin Arsenio mengutip pengakuan Dg Tobo.

“Atas kondisi itu, ASP mendesak pemerintah provinsi dalam hal ini Gubernur Sulsel dan Kapolda Sulsel untuk meminta pertanggungjawaban semua perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari pengerukkan pasir laut di perairan galesong, yakni PT. CIPUTRA, PT. Boskalis dari Belanda, kapal Jan De Nul dari Swedia, Bank Atradius dari Belanda dan beberapa perusahaan yang memiliki konsesi pertambangan di perairan galesong.” Ucapnya.

“Perusahaan-perusahaan yang turut andil dalam pengerukan pasir laut Galesong atau pun perusahaan-perusahaan yang hanya mengambil keuntungan, harus bertanggung jawab. Bukan hanya Pemerintah Daerah dan Provinsi.” Tegasnya

“Mereka sudah merusak sumber penghidupan nelayan Galesong dan merusak pemukiman warga.” Tutupnya (Aks)

Teporter: abd kadir s
Teropong sulsel jaya

Baca juga

Team Sar Gabungan Masih  Terus  Mencari Empat  Orang Hilang Akibat Tenggelamnya Kapal Motor LCT-SJP 168.A,Diperairan  Batang  Dua Maluku Utara

18 Maret 2025 - 17:52 WITA

Peduli Warga, Bupati Luwu Gercep Kunjungi Rumah Korban Terbakar Di Kecamatan Suli Barat

14 Maret 2025 - 10:44 WITA

10 Rumah Warga di Desa Dedeko Rusak Imbas Angin Puting Beliung

7 Februari 2025 - 16:28 WITA

Satu Desa di Kecamatan Bua Terendam Banjir Akibat Curah Hujan

29 Januari 2025 - 21:45 WITA

Tanah Longsor Kembali Lagi ,Terjadi di Dusun Padang Desa Rante Balla

26 Januari 2025 - 13:11 WITA

Trending di Bencana