Opini

Peristiwa Mimpi Perjumpaan Dengan Jibril AS Sebagai Peristiwa Pembersihan Jiwa Al Mahdi

Dr.dr.H.Jaya Mualimin Munawar Al Badri, SpKJ, MKes

Advertisement HUMAS PEMPROV SULSEL

TEROPONGSULSELJAYA.Com,- Jibril AS selain membersamai Nabi dan Rasul dalam tugas utamanya. Selain itu ada 4 tugas Jibril AS yang lain yaitu:
1. Menjadi pemimpin para malaikat untuk turun ke bumi. Tugas ini dilakukan setidaknya satu tahun sekali., yakni pada malam Lailatul Qadr di bulan Ramadhan. Pada malam yang mulia tersebut, para malaikat turun ke bumi untuk memberi keselamatan dan keberkahan.
2. Memenuhi dan menahan hajat orang yang berdoa. Hal ini sebagaimana riwayat Imam Al-Baihaqi dari Tsabit, dia berkata,

لَغَنَا أَنَّ اللهَ تَعَالَى وَكَّلَ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِحَوائِجِ النَّاسِ، فَإِذَا سَأَلَ الْمُؤْمِنُ ، قَالَ يَا جِبْرِيلُ: احْبِسَ حَاجَتَهُ فَإِنِّي اُحِبُّ لِدُعَائِهِ، وَإِذَا دَعَا الْكَافِر، قَالَ يَا جِبْرِيلُ أَقْضِ حَاجَتَهُ فَإِنِّي أُبْغِضُ دُعَائَهُ

“Telah sampai kepadaku bahwa Allah Swt mendelegasikan Malaikat Jibril dalam urusan memenuhi hajat hidup manusia. Apabila seorang mukmin berdoa, maka Allah pun berkata kepada Jibril; Wahai Jibril, tahan dulu untuk memenuhi hajatnya karena Aku sungguh sangat senang mendengar lantunan doanya. Apabila orang kafir berdoa, Allah pun berkata kepadanya; Wahai Jibril, penuhi apa yang menjadi hajatnya karena sesungguhnya Aku tidak suka mendengar lantunan doanya.”
3. Mendampingi orang yang sakaratul maut dalam keadaan suci. Saat seseorang mengalami sakaratul maut dan orang tersebut dalam keadaan suci, malaikat Jibril turun ke sisi orang tersebut. Dia kemudian membawa tugas dari Allah untuk membawa rahmat dan kemudahan bagi orang yang sedang sekarat tersebut.

Hal ini juga ditegaskan oleh Syekh Nawawi dalam kitab Nuruzh Zhalam. Dia menjelaskan,

قال الجلال السيوطي وإنه يحضر موت من يموت على وضوء

“Imam Jalaluddin Al-Suyuthi berkata bahwa Malaikat Jibril menghadiri kematian seseorang yang meninggal dalam keadaan punya wudhu.”
4. Mengurus angin. Semua urusan yang berkaitan dengan angin, maka semuanya dikendalikan oleh Malaikat Jibril. Ini sebagaimana riwayat Imam Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman berikut, “Empat Malaikat yang mengurusi urusan dunia yaitu Jibril, Mikail, Malaikat Maut, dan Israfil. Jibril diserahi untuk mengatur angin dan para tentara (malaikat). Mikail diserahi untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan. Malaikat Maut diserahi untuk mencabut nyawa, sedangkan Israfil diserahi tugas menyampaikan perintah kepada mereka.”

Setelah berakhirnya Kenabian dan Kerasulan ditutup, maka tugas utama menyampaikan wahyu berakhir, tetapi masih melaksanakan tugas lainnya kepada kekasih pilihan Allah SWT.

Seperti cerita mimpi Malaikat Jibril AS diutus untuk membersihkan hati dan nafsu Muhammad Qasim seolah-olah “dibelah dadanya” oleh Jibril AS agar qolbunya bersih sebelum perjumpaan dengan yang mahalembut Allah SWT dalam mimpi-mimpi selanjutnya.
Seperti persamaan dari peristiwa pembedahan Qolbu Nabi Muhammad SAW kecil saat umur 7/8 tahun sebagai awal rangkaian proses kenabian.
Al Mahdi yang sejak dilahirkan secara Ruhi dalam petunjuk Illahi, maka pembedahan qolbi secara fisik tidak akan terjadi, krn ruh nya sudah langsung dalam wahyu mimpi-mimpinya, maka peristiwa menembus langit, masuk ke alam Nasut, Jabarut malakut, alam lahut dibawa Jibril AS sangat penting dalam takdirnya kelak.

Mimpi Muhammad Qasim
Ketika Jibril datang, Jibril tidak menyampaikan wahyu tapi membersihkan niat dalam Qalbunya untuk mengikuti langkah-langkah Rasulullah SAW.
” Dalam mimpi ini, saat itu aku sedang duduk di atap rumahku, tengah bercakap-cakap dengan Allah. Aku berkata, “Wahai Allah, izinkanlah aku untuk berjalan di jalannya Nabi Muhammad SAW dan izinkan aku melihat taman-taman dari rahmat-Mu.” Kemudian Allah berfirman, “Baiklah, Qasim. Aku sedang mengutus Jibril ke suatu tempat yang bersih di depan rumahmu. Dia akan membawamu ke tempat dimana engkau bisa berjalan di jalannya Muhammad SAW dan dari sana engkau akan sampai ke taman-taman dari rahmat dan berkah-Ku.” Aku menjadi sangat bahagia dan pergi menemui saudara lelakiku. Kukatakan kepadanya bahwa “Allah mengirim Jibril AS kepadaku sekarang juga.” Ketika saudara lelakiku mendengar ini dia berkata, “Qasim, apa yang kau bicarakan? Mengapa Allah harus mengutus Jibril?” Dia tidak mendengarkanku, jadi aku meninggalkan rumahku. Kemudian di taman dekat sini, aku melihat suatu cahaya memancar dari tempat tersebut. Saudara lelakiku menatapku dan berpikir, “Apa yang telah terjadi pada Qasim?” Setelah beberapa saat, aku melihat Jibril AS turun dari langit.
Sayap-sayapnya sungguh putih dan ada cahaya yang memancar darinya. Mereka tampak seperti awan-awan yang gembung. Dan sayap-sayap itu sangat putih sehingga bagian belakang dari sayap-sayap tersebut dapat terlihat dari depan. Dan semua sayap itu bergerak cepat sekali dengan sekaligus. Ini adalah suatu pemandangan yang amat menakjubkan bagiku. Jibril AS mendatangiku dan keindahannya amat mengagumkan sekali. Aku merasakan bahwa dia adalah salah satu dari para malaikat yang telah diciptakan untuk awal pertama kalinya. Aku berkata kepadanya, “Allah telah berfirman kepadaku bahwa engkau akan membawaku ke suatu tempat.” Dia berkata, “Ya, Allah baru saja memberi
titah kepadaku. Berpeganglah pada tanganku dan engkau akan terbang bersamaku.” Aku meraih tangannya dan aku berkata pada saudara lelakiku, “Lihatlah! Ini adalah Jibril AS dan dia telah datang untuk menjemputku.” Saudara lelakiku menjadi terkejut karena apa yang aku katakan ternyata benar. Dia berlari untuk menemui Jibril AS tapi dia tidak mengetahui bahwa ada teras di depannya. Dia akan jatuh. Tapi pada saat itu pula Jibril AS menangkapnya danmendaratkannya ke tanah. Lalu dia membawaku (terbang) jauh sekali dan mendaratkan diriku. Dia berkata, “Ini adalah tempat dimana aku telah diperintahkan untuk membawamu.” Aku berkata, “Baiklah,” dan berjalan agak jauh. Kemudian Jibril AS pergi.
Dan saat itu aku tidak tahu berada dimana, tapi kemudian aku melihat jejak kaki – jejak kaki Nabi Muhammad SAW. Aku mengikuti jejak kaki – jejak kaki tersebut sehingga aku mencapai suatu tempat yang menakjubkan. Tempat tersebut memiliki taman-taman dan berbagai jenis pepohonan dan tumbuh-tumbuhan. Aku belum pernah melihat hal-hal
seperti itu sebelumnya. Ada suatu aroma manis yang indah yang mana belum pernah aku cium sebelumnya. Dan ada suatu hembusan angin sepoi-sepoi yang terasa menakjubkan saat menerpa tubuhku. Aku merasakan suatu jenis kenikmatan yang garib dan menjadi sangat gembira. Kenikmatan tersebut adalah suatu perasaan yang sangat
istimewa (merupakan satu kesatuan) dari rasa suka cita, rasa lega dan kepuasan yang sekaligus. Kemudian aku melihat seseorang melafalkan surah Ar-Rahman dengan suatu suara yang sangat indah dan menenangkan. Melodinya belum pernah aku dengar sebelumnya. Aku langsung terpikat dan duduk di sampingnya dan mendengarkan bacaannya. Danaku merasakan suatu jenis kenikmatan yang garib setiap kali dia membacakan ayat ini;
…Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban (فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ)..

….“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” …

Aku menengok kembali ke taman-taman tersebut dan berkata, “Sungguh, kita tidak dapat mengingkari kemurahan-kemurahan dari Allah.” Lalu aku
bangun dan di depanku, aku melihat cahaya Allah. Lalu aku merasa mengantuk dan mulai berbaring di sana. Aku bersyukur kepada Allah karena telah membawaku kemari dengan rahmat-Nya, karena telah membawaku ke suatu tempat yang tak pernah bisa aku bayangkan. Lalu aku tertidur dalam kedamaian.”

Demikian kisah mimpi nya luarbiasa yang tidak mungkin dikarang oleh manusia, dengan membuat cerita bahwa ia dimasa kecilnya dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril AS, sebagai pembenaran atas pengakuan sebagai manuasia pilihan di akhir zaman.

Subhanalloh wabihamdika subhanallahu al adziim, semoga kita akan menyaksikan kebesaran dan keperkasaan Allah SWT di akhir zaman dan menjadi bagian dari takdir-Nya ketika Sang Pemimpin ini hadir di tengah kehidupan kita. Amin ya robb alamiin

Wallohu alam bissawab

Al Fakir

Advertisement MEWUJUDKAN KABUPATEN LUWU YANG MAJU SEJAHTERA DAN MANDIRI DALAM NUANSA RELIGI

Related Articles

Close