MAKASSAR, TEROPONGSULSELJAYA. com, -Menjadi Guru Besar/Professor menjadi impian setiap insan akademik seantero dunia. Jabatan Fungsional Akdemik tersebut merupakan pencapaian tertinggi dalam dunia akademik. Sebuah pengakuan atas dedikasi bertahun-tahun dalam penelitian, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat.
Lebih dari sekadar gelar, posisi ini juga membawa tanggung jawab besar untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan, membimbing generasi muda, dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat.
Prof. apt. Aktsar Roskiana Ahmad, Ph.D, yang memiliki paten atas “Sediaan Kapsul Nanopartikel Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.) sebagai Antidiabetes”, telah resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar di Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia secara khidmat di Auditorium Al-Jibra UMI (Kamis, 06/2/2025). Beliau juga merupakan penulis buku “MAHONI (Swietenia mahagoni (L.) Jacq): Herbal Untuk Penyakit Diabetes, yang membahas potensi mahoni sebagai obat herbal untuk diabetes.

Sebagai akademisi, Prof. Erna sapaan akrabnya, aktif dalam penelitian di bidang kimia produk alam. Profil akademik beliau menunjukkan kontribusi signifikan dalam penelitian terkait senyawa alami dan aktivitas farmakologisnya. Tahun 2022 silam Prof. Erna selepas menyelesaikan pendidikan doktornya pada Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand. Merupakan salah satu orang yang masuk dalam deretan 10 besar peneliti subjek Medical dan Health Sciences versi Adscientific Index secara Nasional.
Prof. apt. Aktsar Roskiana Ahmad, Ph.D, mengatakan bahwa, “Ekosistem keilmuan wajib dijaga, dikembangkan, dan diwariskan dengan aksebilitas, sinergitas, dan kolaborasi. Ilmu yang dimiliki seorang akademisi bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi harus bermanfaat bagi masyarakat luas. Inilah mengapa penelitian, pengajaran, dan pengabdian menjadi pilar utama dalam dunia.”
“Menjadi profesor merupakan perjalanan panjang yang membutuhkan dedikasi, kerja keras, dan kesabaran. Proses ini dapat memakan waktu 15 – 25 tahun sejak Strata Satu (S1), tergantung produktivitas akademik dan kebijakan institusi dimana kita berhomebase.” Ungkapnya.
“Jika melihat proses perjalanan akademik saya terhitung sejak menjadi mahasiswa di Tahun 2001 hingga meraih gelar Profesor (2024), maka waktu tempuhnya selama 23 tahun. Menuju gelar akademik Guru Besar / Profesor di Indonesia untuk saat ini sebelumnya harus melewati jenjang akademik yakni: Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala (memerlukan publikasi di jurnal nasional terakreditasi pada Sinta 1 & 2 atau jurnal international bereputasi), dan Profesor (Guru Besar) dimana harus memiliki banyak publikasi international bereputasi, nasional terakreditas, pengalaman akademik yang luas, dan memenuhi persyaratan administrasi.” Tutup perempuan berdarah enrekang tersebut.
Prof. apt. Aktsar Roskiana Ahmad, Ph.D., yang lebih akrab di sapa Erna adalah akademisi terkemuka di bidang farmakognosi dan telah memberikan kontribusi signifikan dalam dunia akademik, khususnya di Indonesia. Berikut adalah beberapa pencapaian dan kontribusi beliau:
Pendidikan dan Karier Akademik
Pendidikan:
* Sarjana (S1): Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia (UMI).
* Profesi Apoteker: Universitas Hasanuddin.
* Magister (S2): Universitas Indonesia.
* Doktor (S3): Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand.
Karier:
* Setelah menyelesaikan pendidikan, Prof. Aktsar bergabung dengan Fakultas Farmasi UMI sebagai dosen dan peneliti.
* Ketua Program Studi pertama pada Program Pasca Sarjana S2 Farmasi UMI, dan saat ini sebagai Wakil Dekan II Fakultas Farmasi UMI.
Kontribusi dalam Penelitian dan Publikasi
* Bidang Keahlian: Prof. Aktsar fokus pada farmakognosi, yaitu studi tentang produk alami dan obat herbal, khususnya bagian tanaman dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat setelah melalui berbagai uji laboratorium.
* Publikasi: Beliau telah menerbitkan berbagai karya ilmiah di jurnal nasional dan internasional, berkontribusi pada pengembangan ilmu farmasi dan obat tradisional.
Pengabdian kepada Masyarakat
* Peningkatan Mutu Produk UKM: Prof. Aktsar terlibat dalam program pengabdian kepada masyarakat dengan fokus pada peningkatan mutu produk dan efisiensi UKM manisan di Makassar.
Penghargaan dan Pengakuan
* Beasiswa ASEAN: Sebagai penerima beasiswa ASEAN Scholarship yang didanai oleh Pemerintah Thailand di Chulalongkorn University, Prof. Aktsar menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kapasitas akademik dan bersaing di tingkat global.
* Inspirasi bagi Generasi Muda: Dengan pencapaiannya, Prof. Aktsar menjadi inspirasi bagi generasi muda, membuktikan bahwa dengan dedikasi dan kerja keras, potensi lokal dapat bersaing di tingkat internasional.
Melalui dedikasi dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, Prof. Aktsar Roskiana Ahmad telah memberikan kontribusi yang berarti bagi dunia akademik dan masyarakat luas.