Menu

Mode Gelap
MDA Gelar Latihan Bersama Kesiapsiagaan Bencana di Luwu. Remaja di Walenrang Tewas Tersengat Listrik di Dalam Kamar MDA dan Pokja Lanjutkan Forum Desa di Enam Desa lingkar tambang dan jalur akses. Kunjungi Korban Bencana Angin Kencang di Kelurahan Lamasi, Dhevy Janjikan Bantuan Pembangunan RLH Kabupaten Luwu Resmi Memiliki Pengurus IBCA MMA – INDONESIA BELADIRI CAMPURAN AMATIR Wabup Luwu Hadiri Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025.

Opini

OPINI : KENAPA HARUS DESA JADI PENUNJANG UTAMA EKONOMI NASIONAL PADA MASA PANDEMIC GLOBAL (COVID-19)

badge-check


					OPINI : KENAPA HARUS DESA JADI PENUNJANG UTAMA EKONOMI NASIONAL PADA MASA PANDEMIC GLOBAL (COVID-19) Perbesar

TEROPONGSULSELJAYA.com – MAKASSAR – Indonesia merupakan Negara yang paling banyak jumlah kasus corona virus untuk kawasan Negara di Asia Tenggara saat. Berbagai sumber menyebutkan jika per Tanggal 17 April 2020, kasus corona virus di Indonesia sudah mencapai angka 5.923 kasus positif, 607 dinyatakan sembuh dan 520 meninggal di seluruh nusantara. Cukup berbeda pada negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, Kamboja dan Laos sudah dinyatakan 0 (zero) kasus baru. Hal berbeda pada Indonesia karena selama bulan April ini, jumlah peningkatan kasus baru lebih dari 100 kasus setiap hari. Situasi Pandemic Global (Covid-19) ini cukup menjadi perhatian semua orang karena terjadi pembatasan aktivitas dalam penyebaran dan penularan corona virus dengan physical distancing, social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah diterapkan pada beberapa Provinsi/Kota.

Kondisi ini tentunya akan melemahkan pertumbuhan ekonomi secara nasional serta berpotensi mendorong peningkatan angka pengangguran, kriminalitas dan kemiskinan. Hal ini dimungkinkan karena penduduk Indonesia merupakan jumlah terbesar keempat didunia dengan jumlah populasi penduduk sebanyak 269.6 juta jiwa. Melalui BPS RI, data jumlah kemiskinan penduduk Indonesia sebelum terjadinya Crisis Pandemic Global sebanyak 25.67 juta jiwa dan konstribusi penyumbang jumlah angka kemiskinan berada pada pedesaan.

Sulawesi Selatan merupakan Provinsi paling terbanyak dalam kasus corona virus di luar pulau Jawa saat ini karena data per Tanggal 17 April 2020 terjadi penambahan 16 kasus baru dengan 332 positif, 43 sembuh dan 23 dinyatakan meninggal. Kota Makassar telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 16 April 2020 melalui pengusulan Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk pemberlakuan Pembatasa Sosial Berskala Besar (PSBB). Dari persetujuan usulan tersebut, ini mengindikasikan jika memang peningkatan jumlah corona virus di Sulsel sangat drastis grafik kenaikannya. Hal ini juga menjadikan Pemkab Gowa dan Maros akan mengikuti jejak Kota Makassar untuk pengusulan PSBB ke Kemenkes RI.

Populasi penduduk di Sulsel saat ini sebanyak 19.56 juta jiwa, 3 Kotamadya dan 21 Kabupaten, 307 jumlah Kecamatan, 792 Kelurahan dan 2.255 jumlah Desa. Saat ini Sulsel berkontribusi menyumbang angka populasi penduduk dengan presentase 7.33 % secara nasional. Sebelum terjadinya Crisis Pandemic Global (Covid-19), berdasarkan pada data BI. Penyumbang peningkatan ekonomi di Sulsel pada Pertanian dan Perkebunan, selanjutnya pada Informasi dan Komunikasi dari berbagai media telekomunikasi dan media virtual lainnya. Tahun 2019 tingkat pertumbuhan ekonomi di Sulsel cukup baik karena mencapai 7.33 % dan melampui pertumbuhan ekonomi nasional. Akan tetapi pada tahun 2020 ini sudah bisa dipastikan akan mengalami penurunan karena dampak Crisis Pandemic Global (Covid-19), walaupun beberapa pihak mengatakan dan memprediksikan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi tidak sampai dibawah 5 %. Jika melihat pada trend laju sirkulasi roda ekonomi di Sulsel, maka estimasi prediksi angka penurunan tersebut dapat saja terjadi, kalau semua komponen dapat berkontribusi dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi sesuai dengan koridornya.

Jika melihat data pertumbuhan ekonomi di Sulsel tahun 2019 lalu, maka sektor pertanian dan perkebunan berkontribusi menyumbangankan 13.58 % PDRB Sulsel yang mencapai Rp. 245.17 T. Selama masa Crisis Pandemic Global (Covid-19) ini, prediksi pertumbuhan ekonomi di Sulsel yang tidak dibawah 5 % dapat saja didapatkan dengan memperbandingkan 2 sektor penyumbang terbesar PDRB Sulsel selama tahun 2019, yakni sektor Pertanian, Perkebunan dan sektor informasi komunikasi. Pada sektor pertanian dan perkebunan, tentunya Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dapat memaksimalkan peningkatan pada sektor persediaan pangan nasional.

Selanjutnya untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan selama masa Pandemic Global (Covid-19), maka Pemkab dapat mendorong kepada seluruh Kepala Desa di Sulsel sebanyak 2.255 Desa agar memprioritaskan penanaman yang bersifat jangka pendek dalam pemenuhan kebutuhan pangan secara nasional. Bukan tanpa dasar kenapa harus desa yang dapat menjadi penopang laju pertumhunan ekonomi saat ini. Seluruh desa saat ini telah memiliki anggaran yang tersedia dari Alokasi Dana Desa (ADD) yang kisaran jumlahnya sebanyak Rp. 1 M /desa. Jika ditotalkan dari seluruh jumlah ADD yang ada di Sulsel, maka jumlahnya sekitar Rp. 2.25 T dari total jumlah desa sebanyak 2.255.

Dari jumlah Rp. 2.25 T tersebut dapat dialokasikan sebanyak 25 % untuk pemanfaatan pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan perekonomian desa, maka total anggaran pengalokasiannya sebanyak Rp. 250 juta / desa. Maka totalnya mencapai Rp. 563.7 M pergerakan uang di Sulsel dalam kontribusi penopang roda perekonomian pada pemenuhan dan persediaan stok pangan dari pedesaan di Sulsel selama masa Crisis Pandemic Global (Covid-19).

Penulis: Abdul Karim (Mahasiswa PPs UNM Program S3 Pendidikan Ekonomi / Dosen STIE AMKOP Makassar).

Reporter: Kadimorfati

Baca juga

Mendidik dalam Bayang Kekuasaan: Mengapa Rakyat Cerdas Sering Dianggap Ancaman”

23 Oktober 2025 - 12:03 WITA

KOLABORASI YANG MENGHIDUPKAN: CERITA RELIMA DAN PERPUSTAKAAN DI BULUKUMBA

13 Oktober 2025 - 00:15 WITA

Di Bawah Kabel Tegangan Tinggi, Negara Diam — Rakyat Dibiarkan Hidup Dalam Ketakutan

11 Oktober 2025 - 10:48 WITA

Liefta Afrilia Putri Mahasiswi dan Aktivis di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir Gelar Diskusi: Perkuat Konsolidasi Diaspora dan Mahasiswa Indonesia di Mesir

17 September 2025 - 08:23 WITA

Winter Is Coming: Politik Ketidakadilan dan Krisis Kepercayaan Publik

2 September 2025 - 14:09 WITA

Trending di Opini